Skip to main content

Critical Eleven - Gagal Fokus sama Hamish, Tapi Akting Reza Kece Gila!

Poster film Critical Eleven

Someone ever said "acting is not acting." I think that is true. Like a jurnalist is not type writer, but the hero about freedom to get more information. Okey back to the film!
Jadi nih, ceritanya hari ini aku abis nonton film Critical Eleven karya Monty Tiwa dan Robert Ronny. Kalo liat sutradaranya udah pasti ini film bagus, dong. Tapi itu sih tergantung selera. Film bergenre drama romantis ini menceritakan pertemuan Ale (Reza Rahardian) dan Anya (Adinia Wirasti) yang begitu istimewa. Why so special? Yup, tentu karena adegan selanjutnya adalah mereka menikah.

Bukan Berarti menikah terus kehidupan jadi bahagia selamanya. Justru ini adalah permulaan masalahnya. Aku nggak akan cerita detail takutnya bakalan jadi spoiler. Jadi nih aku cuma pengen nulis beberapa point yang bisa aku tangkep sekaligus komentar nyinyir dari orang awam yang iseng ngeliat film. Okey, dari pada kebanyakan cincong, nih langsung aja baca!

  • Kemunculan Hamish Daud sebagai Donny (sahabat Anya) sempet bikin gagal fokus. Tentu ini masih berhubungan sama #HariPatahHatiNasional :)
  • Ngeliat body dari tokoh yang meranin Anya, awalnya aku berpikiran kalau Reza Rahardian nggak pantes ngimbangin bentuk badannya. Eits simak sampai akhir, yah. Karena aku bakalan narik kembali pendapatku yang ini.
  • Sempat kepikiran yang jadi tokoh utama Hamish Daud aja. Eh temen disebelah malah bilang ceweknya aja yang dganti BCL. Duh, jadi penonton emang enak sih. Tinggal komentar doang. Hahaha.
  • Hampir setiap tokohnya memiliki karakter tiga dimensi (layaknya manusia yang punya sisi baik dan buruk), hanya saja sang ibu yang cuma karakter baik yang dominan karena dalam cerita ibu yang diperankan oleh Widyawati Sophiaan ini digambarkan sebagai seorang yang bijak.
  • Oh yah, aku sempet nemuin ada adegan bocor di bagian ayah dan Ale yang akan mengunjungi makam Aidan. Saat itu lokasinya seperti perkebunan jeruk. Dalam scene ini terlihat ada seseorang berbaju pink dengan celana pendek berjalan di antara dedaunan belakang. Meski hanya beberapa detik, karena objek bergerak sementara pemainnya sedang beradegan diam, yah otomatis bikin gagal fokus, deh.
  • Konfliknya asik, sih. Terus di satu problem yang sama ampek berlarut-larut dan sesekali dikira bakalan anti klimaks, tapi ternyata enggak. Meskipun cuma bergulat di satu masalah yang sama, tapi pinter banget meliuk-liukan cerita.
  • Sayang banget aku nggak bisa nangkep sosok keluarga Anya. Meskipun karakter ini diceritakan sebagai sebatang kara dan mansiri banget. Paling nggak dikasi tau karena apa gitu sebatang karanya. Tapi bisa jadi aku yang nggak yimak sih. Hahaha. Corrected please!
  • Kalo di awal penayangan sempet pengen tokoh Ale di peranin oleh Hamish. Di beberapa adegan terakhir baru ngeliat acting Reza Rahardian yang keren banget. Alhasil aku berfikir, kayaknya cuma Reza deh yang pas meranin tokoh Ale.
  • The last, aku rasa saat problem memuncak ada baiknya datengin satu tokoh antagonis yang ngerusak dan ngebuat masalah semakin runyam. orang ketiga mungkin. Atau mantan kembali datang, atau kalau nggak pengen yang terlalu ekstream, mantan suami Raisa yang diparnin Revalina S Temat tiba-tiba muncul kek. Aku rasa banyak yang masih bisa dikembaningn ketimbang fokus pada pergulatan batin aja. Karena agak sedikit hambar ngeliat semua tokohnya dalam cerita pada baik semua. Satu-satunya masalah adalah keadaan dan takdir yang terjadi. Jadi aku pikir ini adalah bener-bener film bukan cuplikan kehidupan.
Seperti halnya acting is not acting. Menurutku, film seharusnya disajikan semirip mungkin dengan realita kehidupan. Yah, film is not film, tapi realita kehidupan yang muat ulang dalam scene.

Film Critical Eleven

Comments

Popular posts from this blog

Kutukan Ratu Boko, Amit-amit Jangan Sampai Terjadi Lagi

Candi Ratu Boko Klaten Jawa Tengah (Dok Pribadi) Traveling low budget, nggak gini-gini amat kali! Nginget peristiwa yang satu ini selalu bikin ngakak sendiri. Hahahahaha. Tuh kan ketawa lagi. Oke Enough! Eh kalo kalian bosan sama paket wisata yang gitu-gitu aja, mungkin yang satu ini bisa dicoba. Berwisata sambil belajar sejarah bakal ngasih pengalaman yang unik. Yups! Berkunjung ke Istana Ratu Boko bisa jadi alternatif pilihan yang tepat. Tempat wisata yang terletak sekitar 3 KM sebelah selatan dari kompleks Candi Prambanan ini menawarkan suasana sejuk yang sarat mitos dan legenda. Lookasinya yang berada di ketinggian 196 meter di atas permukaan air laut memberikan panorama yang eksotis dengan pemandangan kota Yogyakarta lengkap dengan Candi Prambanan serta berlatarbelakang Gunung Merapi di sebelah utara. Jadi wajar bila banyak para calon pengantin melakukan sesi prewed di sini. Bisa jadi referensi tuh. Eh, emang udah ada pasangannya? Hahaha. Nah, Istana Ratu Boko ...

Belajar dari 5 Ilmuan Dunia, Ternyata Jenius Aja Nggak Cukup

Thomas Alva Edison via  ibrahimhasan.id Pernah nggak sih kamu berpikir jadi ilmuan itu keren? Yups, berkat berbagai penemuan mereka banyak sekali manfaat bagi kehidupan yang bisa dirasakan hingga saat ini. Padahal jika ditelaah, saat mereka hidup dulu, fasilitas belajar tak selengkap seperti sekarang. Kini, ingin belajar tinggal baca buku, pengen dapat info baru bisa dicari di internet. Sumpah dah, nggak kebayang hidup di zaman mereka. Tapi para ilmuan tetap berjuang demi menciptakan alat yang memberikan kemudahan hidup manusia. Meski dikenal dengan berbagai penemuannya, ternyata nggak semua ilmuan dianggap jenius dari lahir. Beberapa dari mereka bahkan harus putus sekolah atau drop out dari perguruan tinggi. Terus, gimana caranya para ilmuan bisa sepintar itu? Biar tahu lebih banyak, yuk simak cara belajar para ilmuan yang mungkin saja bisa kamu tiru dalam kehidupan sehari-hari. 1. Leonardo da Vinci Leonardo da Vinci via  jayakartanews.com Leonardo da V...

Dilema Millennial Si Kutu Loncat, Emang Ada yang Salah?

Ilustrasi Kutu Loncat via  kanasecure.com Dear Kutu Loncat, sebelum kembali loncat mending simak tiga point ala Robert Nardelli yang memutuskan BERHENTI dari GE. Jangan sampai nyesel. Generasi milenial telah jadi sorotan beberapa tahun terakhir. Bahkan saat tranning awal di kantorku, hampir tiap hari ngebahas mengenai generasi X dan Z. Dengan kata lain, sebenarnya hari itu kita menelaah diri sendiri. Banyak perusahaan mencoba meninjau ulang rule model yang sudah mendarah daging atau bahkan yang udah jadi tradisi demi mengikuti gaya pemikiran dan kebiasaan anak milenial. Apalagi bagi media online yang kebanyakan menyasar pembaca anak muda. Well, satu hal yang selalu diidentikkan dengan generasi muda masa kini adalah 'Kutu Loncat.' Buat kamu yang udah berusia kepala dua dan udah ngerasain dunia kerja, pastinya kenal dong dengan istilah kutu loncat. Terima atau nggak, kebanyakan milenial yang baru masuk dunia kerja dan suka pindah-pindah kerjaan disebut Kutu Loncat. Me...